Luka Turun-temurun Tionghoa Indonesia

Hubungan antara Tionghoa-Indonesia dengan penduduk asli Indonesia dari masa ke masa banyak menorehkan memori-memori buruk. Perubahan kepemimpinan di Indonesia nyatanya tidak bisa menghilangkan tendensi rasisme yang dilalui oleh warga negara Indonesia keturunan Tionghoa. Pengalaman rasis yang mereka alami pun berbuah menjadi hal traumatis. Bahkan, ketakutan tersebut diwariskan turun-temurun ke generasi selanjutnya. 

Salah satu puncak pengalaman mengerikan bagi keturunan Tionghoa-Indonesia ialah Tragedi Kerusuhan Mei 1998. Berkat kejadian tersebut, tak sedikit orang tua mengajarkan anaknya untuk bertahan hidup dengan tidak boleh menarik perhatian, baik dengan teman, sekolah, atau politik. Banyak peranakan Tionghoa-Indonesia generasi selanjutnya yang masih memiliki pola pikir yang sama, karena memori Mei 1998 masih diajarkan dan mendarah daging. Namun, tak sedikit pula generasi muda Tionghoa-Indonesia yang bertekad memutus apa yang disebut dengan generational trauma ini.

Tulisan ini bercerita tentang bagaimana rentetan peristiwa sejarah di Indonesia yang menyebabkan trauma kepada keturunan Tionghoa-Indonesia.

Artikel ini pertama kali tayang di Magdalene pada 15 Juli 2022 dengan judul “Luka Turun-temurun Tionghoa Indonesia” yang ditulis oleh Theresia Amadea (Magdalene). Untuk membaca lebih lanjut, sila klik: https://magdalene.co/story/luka-tionghoa-indonesia 

%d bloggers like this: