
Kerusuhan 1998 telah 24 tahun berlalu, namun Widjajanti Dharmowijono masih merekam jelas bagaimana situasi detik-detik Soeharto lengser. Meskipun ia tinggal di Semarang dan jauh dari ibukota, Widjajanti mengaku perasaan cemas tetap masih ada. Rasa cemas itu muncul karena ada dugaan kerusuhan massal di Jakarta bakal merembet ke ibu kota Jawa Tengah tersebut.
Tulisan ini bercerita tentang pengalaman Widjajanti Dharmowijono, warga sipil keturunan Tionghoa-Indonesia, pada Mei 1998 di Kota Semarang. Simak kisah lengkapnya pada link berikut
Artikel ini pertama kali tayang di Asumsi pada 4 Maret 2021 dengan judul “Hari-hari Seorang Tionghoa Semarang Saat Mei ’98: Menanti Imbas Kerusuhan Jakarta” yang ditulis oleh Fariz Fardianto (Asumsi). Untuk membaca lebih lanjut, sila klik: https://www.asumsi.co/post/56013/kerusuhan-mei-1998-tionghoa-semarang-cemas/